Dokter: Paparan Sinar Biru Gadget Berbahaya untuk Kesehatan Kulit

Ilustrasi bermain gadget/Foto: PMJ

FAKTA BATAM – Meskipun rendah, namun paparan sinar biru dari gawai begitu masif di era digital seperti sekarang. Dokter kulit dari Bond University, Michael Freeman mengatakan paparan sinar biru juga bisa merusak kesehatan kulit.

Berikut sederet dampak sinar biru terhadap kulit menurut Freeman:

Baca Juga: Kepala BP2MI Telah Sampaikan Sosok Pengendali Judi Online Inisial T ke Penyidik

1. Meningkatkan Pigmentasi
Freeman mengungkapkan bahwa paparan sinar biru dapat merangsang produksi melanin, pigmen kulit alami yang memberikan warna pada kulit.

“Jadi, paparan sinar biru yang berlebih berpotensi memperburuk hiperpigmentasi yakni produksi melanin yang berlebihan yang menyebabkan bintik-bintik hitam pada kulit, terutama pada orang yang berkulit lebih gelap,” jelas Freeman.

2. Memicu Keriput
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sinar biru dapat merusak kolagen, protein yang penting untuk struktur kulit, yang berpotensi mempercepat pembentukan keriput.

Sebuah penelitian laboratorium menunjukkan bahwa hal ini dapat terjadi jika Anda menggunakan gawai dengan hanya berjarak 1 cm selama satu jam. Namun bagi kebanyakan orang, jika memegang perangkat lebih dari 10 cm, hal itu akan mengurangi paparan 100 kali lipat.

3. Mengganggu Tidur
Freeman menyebut sinar biru dapat menekan produksi melatonin, yaitu hormon alami yang biasanya memberi sinyal kepada tubuh ketika tiba waktunya untuk tidur dan membantu mengatur siklus tidur-bangun kita.

Dengan menekan melatonin, paparan sinar biru sebelum tidur mengganggu proses alami ini, sehingga membuat Anda lebih sulit untuk tidur dan berpotensi mengurangi kualitas tidur.

Baca Juga: Polisi: Admin Grup Porno Telegram Tawarkan Video Asusila Anak Seharga Rp15 Ribu

“Kurang tidur juga dapat meningkatkan kadar kortisol, hormon stres yang memecah kolagen, protein yang bertanggung jawab atas kekencangan kulit. Kurang tidur juga dapat melemahkan pelindung alami kulit, sehingga membuatnya lebih rentan kering,” tukasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *