Studi ungkap Penggunaan Botol Air Mineral Berulang Kali Bahayakan Kesehatan

Ilustrasi botol air mineral

FAKTA BATAM – Sebuah studi  menemukan bahwa penggunaan berulang botol kemasan plastik berisiko memaparkan zat berbahaya yang mengakibatkan masalah kesehatan yang parah.

Peneliti menjelaskan, botol kemasan plastik biasanya terbuat dari Polyethylene Terephthalate (PET/PETE). Simbol PET kerap ditemukan pada plastik kemasan dan minuman seperti botol air minuman kemasan.

Baca Juga: Kemenag: Jumlah Jamaah Haji Meninggal Dunia 165 Orang

Sebagai informasi, Polyethylene Terephthalate diproduksi hanya untuk plastik sekali pakai sehingga menggunakan kembali botol plastik tidak baik untuk kesehatan.

“Ketika botol sekali pakai digunakan berulang kali, jumlah bahan kimia dan racun yang merembes keluar dari plastik ke dalam air akan semakin banyak,” ungkap peneliti.

“Proses ini dapat menyebabkan akumulasi zat berbahaya seperti di-ethylhexyl phthalate (DEHP) di dalam aliran darah Anda, yang berpotensi mengakibatkan masalah kesehatan yang parah,” sambungnya.

Selain itu, botol plastik kemasan yang beredar di pasaran banyak yang mengandung BPA. Para ahli mengatakan paparan BPA dari botol plastik dapat meningkatkan risiko ketidakseimbangan hormon, masalah kesuburan, dan berbagai penyakit lainnya.

Studi ini juga menyoroti bahwa air minum dalam kemasan mengandung lebih banyak partikel mikroplastik dan nanoplastik, jenis polusi plastik yang paling mengkhawatirkan bagi kesehatan manusia.

Hal ini karena partikel-partikel yang sangat kecil tersebut dapat menyerang sel dan jaringan di organ-organ utama, dan menyimpan bahan kimia yang mengganggu endokrin seperti bisphenol, ftalat, flame retardants, per- and polyfluorinated substances (PFAS), dan logam berat.

“Semua bahan kimia tersebut digunakan dalam pembuatan plastik, jadi jika plastik masuk ke dalam tubuh kita, plastik tersebut membawa bahan kimia tersebut. Dan karena suhu tubuh lebih tinggi daripada suhu di luar, bahan kimia tersebut akan berpindah keluar dari plastik dan berakhir di tubuh kita,” katanya.

Baca Juga: Sopir Mobil Sport Tewas usai Tabrak Truk Besi di Tol Dalam Kota

“Bahan kimia tersebut dapat terbawa ke hati, ginjal, dan otak kita, dan bahkan melintasi batas plasenta dan berakhir di janin yang belum lahir,” imbuhnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *