Faktabatam.id, NASIONAL – Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, Sumedang, dipenuhi suasana haru dan bangga pada Senin (28/7). Sebanyak 1.110 Pamong Praja Muda Angkatan XXXII resmi dilantik oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, yang hadir mewakili Presiden Prabowo Subianto.
Presiden Prabowo semula dijadwalkan hadir langsung dalam prosesi pelantikan. Namun, sebuah agenda mendesak kenegaraan memaksa perubahan rencana.
Presiden batal hadir karena harus menerima kunjungan Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, di Jakarta pada sore hari yang sama. Agenda ini memerlukan kehadiran Presiden secara langsung, sehingga pelantikan IPDN tetap dilaksanakan dengan mandat kepada Mendagri.
Tito Karnavian menyampaikan permintaan maaf langsung dari Presiden kepada seluruh hadirin, khususnya para orang tua lulusan.
“Bapak Presiden, yang sangat-sangat mencintai IPDN dan ingin hadir langsung,” ujar Tito.
“Namun, karena adanya tugas yang sangat mendesak ini, dengan permohonan maaf dan segala kerendahan hati, terutama kepada orang tua, hari ini pelantikan tetap dilaksanakan dengan dimandatkan kepada saya.”
Mendagri Tito Karnavian juga menyampaikan harapan besar kepada 1.110 lulusan yang telah menyelesaikan pendidikan mereka selama empat tahun di IPDN. Ia menyebut mereka sebagai generasi muda yang akan menjadi motor penggerak pemerintahan di berbagai daerah Indonesia.
“Mereka ini adalah harapan bangsa. Diharapkan menjadi lokomotif pembangunan, birokrat-birokrat handal yang siap menggerakkan roda pemerintahan di seluruh pelosok negeri,” katanya.
Di antara lulusan terbaik, nama Suwandi menjadi sorotan. Ia berasal dari Buton, Sulawesi Tenggara, dan dikenal sebagai anak dari seorang penjual bakso. Kisah perjuangan dan prestasinya menjadi inspirasi bagi banyak orang.
“Dari 10 yang terbaik, saya sudah bertemu langsung, adalah anak-anak orang biasa, bukan anak-anak orang besar,” ujar Tito dengan penuh bangga.
“Juara satu itu, dari saya berikan kalung, medali, Suwandi, berasal dari Buton, Sulawesi Tenggara, itu adalah anak tukang bakso.” ujarnya.
Suwandi bukan satu-satunya yang berasal dari keluarga sederhana. Lulusan terbaik lainnya merupakan anak petani, anak ASN eselon IV, bahkan ada yang orang tuanya membuka warung kelontong.
Fakta ini dianggap sebagai keberhasilan sistem seleksi IPDN tahun 2021 yang menjunjung tinggi transparansi dan meritokrasi. Seluruh peserta diterima melalui proses seleksi ketat berbasis kemampuan dan hasil tes, bukan karena status sosial atau latar belakang keluarga.
“Kita ingin birokrasi yang kuat dimulai dari rekrutmen yang bersih dan adil,” tambah Tito.















