Kemenbud Siapkan Perbaikan Infrastruktur Situs Cagar Budaya Ombilin yang Rusak Akibat Banjir

Menteri Kebudayaan Fadli Zon. (Dok. Ist)

Faktabatam.id, NASIONAL – Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) bergerak cepat merespons kerusakan infrastruktur di Situs Cagar Budaya Ombilin, Sumatera Barat. Kerusakan parah yang menimpa situs warisan dunia ini terjadi akibat terjangan banjir bandang yang melanda wilayah tersebut beberapa waktu lalu.

Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, dalam kunjungannya ke lokasi menegaskan bahwa pemulihan situs ini menjadi prioritas utama pemerintah. Berdasarkan pantauan lapangan, kerusakan signifikan terjadi pada bagian jembatan dan lintasan rel kereta api akibat pergeseran fondasi tanah.

“Kami akan bertemu dengan para seniman dan pelaku budaya lainnya, serta meninjau beberapa situs warisan budaya dunia, seperti Tambang Batu Bara Ombilin, jembatan, dan lintasan terkait, untuk melihat secara langsung bagaimana bentuk intervensi yang perlu dilakukan,” ujar Fadli Zon dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

Kolaborasi Teknis dengan Kementerian PU

Fadli menjelaskan bahwa pihaknya telah berdiskusi intensif dengan perwakilan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) untuk merumuskan langkah teknis. Opsi perbaikan yang direncanakan meliputi penambahan tinggi jalan, jembatan, atau jalur kereta api. Langkah ini dinilai perlu guna mengantisipasi luapan air terjun yang kerap menutup akses jalan saat curah hujan tinggi.

“Secepat mungkin kita akan mendapatkan masukan kalau sudah ada gambarnya. Sebetulnya bisa kita putuskan ya (jembatan) ini harus diperkuat, kemudian mungkin bisa kita tinggikan sesuai dengan standar,” ungkap Fadli.

Polemik Jembatan Lembah Anai

Perbaikan ini menjadi krusial mengingat status Situs Cagar Budaya Ombilin (Ombilin Coal Mining Heritage) yang telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Dunia pada 2019. Kemenbud berharap proses perbaikan dilakukan dengan metode penguatan yang teruji agar situs tetap lestari.

Salah satu fokus utama adalah Jembatan Kereta Api Lembah Anai yang menjadi ikon kawasan tersebut. Sebelumnya, rencana penanganan pascabencana sempat memicu polemik. Sejumlah komunitas menolak keras jika perbaikan melibatkan pembongkaran jembatan bersejarah tersebut.

Menanggapi dinamika di masyarakat, Kemenbud memutuskan untuk segera melakukan kajian kelayakan cepat (quick assessment) bersama para ahli. Kajian ini bertujuan menentukan metode penanganan yang paling tepat, sehingga infrastruktur menjadi aman tanpa menghilangkan nilai penting dari warisan budaya dunia tersebut.