ARDEX 2025 di Kamboja: Ini Peran Penting Tim Indonesia dalam Latihan Tanggap Darurat ASEAN

Delegasi Pemerintah Indonesia dari BNPB saat mengikuti sesi latihan dalam ASEAN Regional Disaster Emergency Response Simulation Exercise (ARDEX) 2025 di Phnom Penh, Kamboja. (Dok, Ist)

Faktabatam.id, NASIONAL – Delegasi Pemerintah Indonesia menunjukkan komitmen kuatnya dalam kerja sama regional dengan berpartisipasi aktif pada ASEAN Regional Disaster Emergency Response Simulation Exercise (ARDEX) 2025. Latihan simulasi tanggap darurat bencana ini diselenggarakan di Phnom Penh, Kamboja, dari tanggal 21 hingga 25 Juli 2025.

Kegiatan yang rutin diadakan setiap dua tahun sekali ini merupakan inisiatif dari ASEAN dan AHA Centre. Tujuannya adalah untuk memperkuat kapasitas dan respons kolektif terhadap bencana di kawasan Asia Tenggara. Dalam latihan kali ini, Pemerintah Indonesia, melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), mengirimkan empat perwakilan yang memegang peranan penting dalam berbagai skenario yang dirancang.

Sebagai lembaga utama dalam penanggulangan bencana di Indonesia, BNPB menugaskan delegasi yang dipimpin oleh Bambang Surya Putra, Direktur Pengelolaan Logistik dan Peralatan BNPB. Beliau bertindak sebagai perwakilan resmi Pemerintah Indonesia dalam sesi gladi ruang atau table top exercise (TTX). Anggota delegasi lainnya juga terlibat sebagai wasit (referee), narahubung, serta pelaku dalam tim ASEAN Emergency Response and Assessment Team (ASEAN-ERAT).

Widyaiswara Ahli Madya BNPB, Apriyuanda Giyant Bayu Pradana, menjelaskan bahwa ARDEX 2025 mengusung tema besar, yaitu “Strengthening ASEAN’s Collective Response Capacity through National Leadership, Regional Enhancement and International Support”. Latihan ini sendiri terdiri dari tiga komponen utama: gladi ruang (TTX), gladi pos komando (CPX), dan gladi lapang (FTX) untuk memastikan kesiapsiagaan bencana yang komprehensif.

“Simulasi dirancang berdasarkan skenario kompleks bencana banjir besar akibat curah hujan ekstrem dan badai tropis Rumyoul yang menerjang kawasan Kamboja dan memicu kebutuhan akan respons darurat lintas batas,” ujarnya.

ujar Bayu, yang turut berperan sebagai referee pada sesi TTX yang bertugas mengevaluasi koordinasi strategis dalam penanganan bencana.

Partisipasi aktif Indonesia dalam ARDEX 2025 menjadi bukti nyata komitmen berkelanjutan dalam memperkuat kerja sama regional. Sebelumnya, Indonesia telah sukses menjadi tuan rumah ARDEX pada tahun 2018 dan 2023. Kehadiran delegasi kali ini tidak hanya memperkuat diplomasi kemanusiaan di tingkat ASEAN, tetapi juga menjadi sarana vital untuk pembelajaran serta evaluasi kesiapan nasional dalam menerapkan ASEAN Standard Operating Procedures (SASOP) pada operasi tanggap darurat bersama.

Rangkaian kegiatan ARDEX 2025 ditutup dengan sesi after action review (AAR) pada 24 Juli 2025. Sesi ini menjadi forum reflektif untuk mengevaluasi seluruh pelaksanaan latihan dan merumuskan masukan konstruktif bagi pengembangan SOP serta mekanisme koordinasi regional di masa depan. BNPB menegaskan akan terus mendukung penguatan kapasitas sumber daya manusia dan kerja sama multilateral dalam menghadapi tantangan kebencanaan yang kian kompleks.