Faktabatam.id, NASIONAL – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis data terbaru yang menunjukkan delapan kejadian bencana terjadi di seluruh Indonesia dalam kurun waktu 24 jam, terhitung sejak Selasa (22/7/2025) hingga Rabu (23/7/2025) pagi. Seluruh laporan tersebut merupakan insiden kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatera, hingga Kalimantan.
Laporan pertama datang dari Jawa Timur, di mana api melahap 35 hektar hutan dan lahan di area Puthuk Elang, kawasan Gunung Arjuno, Kabupaten Pasuruan. Beruntung, tidak ada korban jiwa yang dilaporkan dalam kejadian ini. Tim gabungan dari BPBD Kabupaten Pasuruan bersama instansi terkait berhasil memadamkan api sepenuhnya pada Selasa (22/7).
Sementara itu, Pulau Sumatera menjadi wilayah yang paling terdampak. Di Provinsi Sumatera Utara, karhutla terjadi di beberapa kabupaten. Lahan kebun sawit seluas 4 hektar milik warga di Kabupaten Padang Lawas Utara terbakar, dengan rincian 3 hektar di Kecamatan Padang Bolak dan 1 hektar di Kecamatan Portibi. Di Kabupaten Langkat, api menghanguskan 10 hektar lahan di Desa Ponco Warno, Kecamatan Salapian. Selain itu, Kabupaten Simalungun dan Kabupaten Labuhanbatu juga melaporkan insiden serupa dengan luas lahan terbakar masing-masing 5 hektar dan 53 hektar. Seluruh titik api di Sumatera Utara telah berhasil dipadamkan oleh tim gabungan.
Di Provinsi Sumatera Barat, upaya pemadaman masih terus berlangsung di Nagari Guguak Sarai, Kabupaten Solok. Api yang berkobar sejak Jumat (11/7) telah menghanguskan sekitar 41 hektar lahan. Suhu udara yang panas dan minimnya curah hujan menjadi kendala utama. Akibatnya, Pemerintah Kabupaten Solok telah menetapkan status tanggap darurat bencana kebakaran hutan dan lahan.
Pulau Kalimantan juga tidak luput dari bencana ini. Di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, lahan seluas 9 hektar dilaporkan terbakar pada Selasa (22/7). Kebakaran ini diduga sengaja dilakukan oleh oknum warga dan cepat meluas akibat cuaca panas. Upaya pemadaman oleh BPBD Kabupaten Ketapang dan unsur terkait sempat terhambat karena minimnya sumber air, namun akan dilanjutkan kembali.
Menyikapi maraknya kejadian ini, BNPB mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca panas yang berpotensi memicu bencana hidrometeorologi kering seperti karhutla dan kekeringan, terutama saat memasuki musim kemarau. Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas yang dapat memicu kebakaran, seperti membuka lahan dengan cara membakar atau membakar sampah sembarangan.
Meskipun Indonesia telah memasuki musim kemarau, beberapa wilayah seperti Sumatera bagian utara, Kalimantan bagian barat, Sulawesi bagian tengah, Maluku, dan Papua masih berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Warga di wilayah-wilayah tersebut diminta untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi basah, termasuk banjir, banjir bandang, dan angin kencang.