Orientasi Lapangan CPNS BNPB: Fisik Kuat, Mental Siap Hadapi Bencana

Sejumlah Calon ASN BNPB TA 2024 mengikuti kegiatan caraka malam sebagai bagian dari pembekalan dan orientasi berganda di hutan kawasan Pusat Misi Peliharaan Perdamaian TNI, Desa Tangkil, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Rabu (16/7). (Dok. Faktakalbar.id)

Faktabatam.id, NASIONAL – Suara komando penuh semangat menggema di lembah Desa Tangkil, Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Rabu (16/7). “Salam Tangguh! Tangguh! Tangguh! Tangguh! Luar Biasa! Huu! Haa!” pekik 93 calon abdi negara dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang tengah mengikuti orientasi pembekalan lapangan.

Sejak Selasa (15/7), para Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) BNPB Tahun Anggaran 2024 menjalani pelatihan intensif di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI, yang berada di Kawasan Indonesia Peace and Security Center (IPSC), Kabupaten Bogor.

Mereka bukan CPNS biasa. Para peserta ini dipersiapkan menjadi agen-agen kemanusiaan tangguh, siap diterjunkan di medan bencana di seluruh penjuru Indonesia. Orientasi ini bertujuan membentuk mental kuat, ketangguhan fisik, dan kecepatan respon, melalui pelatihan militer dasar dan pelajaran penanggulangan bencana yang terintegrasi.

“Tolong tunjukkan yang terbaik,” ujar Kepala BNPB Letjen TNI Dr. Suharyanto, S.Sos., M.M., saat memotivasi para peserta pada Rabu (16/7).

Jenderal bintang tiga tersebut secara langsung memantau dan terlibat dalam kegiatan orientasi. Ia rutin hadir memberikan arahan, menyampaikan petuah, dan menanamkan nilai-nilai kemanusiaan dalam setiap sesi pembekalan.

“Kalian ini berbeda dengan ASN yang lain. Karena kalian akan langsung menjadi orang-orang yang diandalkan masyarakat terdampak bencana. Sehingga kalian harus memiliki nilai lebih,” tegas Suharyanto.

Materi Lengkap, Fokus pada Kesiapsiagaan dan Ketangguhan

Dalam orientasi tersebut, CPNS BNPB dibekali berbagai pengetahuan dasar kebencanaan, mulai dari pra-bencana, respon saat bencana, hingga tahap rehabilitasi dan rekonstruksi.

Pada tahap pra-bencana, peserta belajar mitigasi, kesiapsiagaan, serta sistem peringatan dini. Mereka diajarkan untuk mampu membaca potensi risiko dan mencari solusi untuk meminimalisir dampaknya, baik jangka pendek maupun panjang.

Selanjutnya, mereka memasuki fase penanganan darurat, mencakup evakuasi, pertolongan, dukungan logistik, hingga pendirian infrastruktur darurat. Dalam fase ini, kemampuan bertahan hidup juga menjadi salah satu materi wajib.

“Seseorang hanya bisa membantu orang lain jika ia mampu menolong dirinya sendiri lebih dulu dalam kondisi darurat,” kata salah satu instruktur pembekalan.

Tak hanya itu, para CPNS juga dibekali pemahaman tentang proses rehabilitasi pascabencana. Ini penting untuk memastikan masyarakat terdampak bisa bangkit dan hidup lebih baik pasca musibah.

Pelatihan juga mencakup komunikasi krisis agar para ASN mampu menyampaikan informasi bencana secara akurat, menenangkan, dan meningkatkan kepercayaan publik.

Materi tambahan seperti soft skill, kepemimpinan, pemecahan masalah, hingga disiplin juga disisipkan. Seluruh rangkaian pembekalan berlangsung intens selama empat hari, di mana peserta tinggal di tenda yang mereka dirikan sendiri dan menjalani aktivitas sejak sebelum subuh hingga larut malam.

Setelah menyelesaikan orientasi ini, para CPNS BNPB akan masuk ke tahap pelatihan dasar ASN selama 12,5 bulan sebelum resmi dilantik menjadi aparatur BNPB.