NASIONAL – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat enam bencana alam yang terjadi dalam kurun waktu 24 jam, terhitung sejak Sabtu (12/7) pukul 07.00 WIB hingga Minggu (13/7) pukul 07.00 WIB. Jenis bencana yang tercatat meliputi kekeringan, kebakaran lahan, hujan disertai angin kencang, dan banjir.
Peristiwa pertama terjadi di Dusun Sejagir, Kecamatan Begelen, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Wilayah ini dilanda kekeringan akibat musim kemarau, yang menyebabkan 36 kepala keluarga atau 108 jiwa mengalami krisis air bersih. Menanggapi kondisi ini, BPBD Kabupaten Purworejo mendistribusikan dua tangki air bersih atau sekitar 10 ribu liter kepada warga terdampak.
Kebakaran lahan juga terjadi di Desa Pagar Batu, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba, Sumatera Utara. Peristiwa ini menghanguskan sekitar 7 hektar lahan. “Tim gabungan langsung ke lokasi dan berhasil memadamkan api pada pukul 22.30 WIB,” ungkap petugas BPBD Kabupaten Toba.
Sementara itu, hujan deras disertai angin kencang melanda Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai, pada Sabtu (12/7). Sebanyak 46 rumah warga mengalami kerusakan, dan dua orang luka akibat tertimpa material bangunan. “Korban luka saat ini dirawat di RSUD Sultan Sulaiman,” kata pihak BPBD setempat. Tim juga telah melakukan peninjauan dan asesmen terhadap kerusakan.
Angin kencang juga menerjang Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau, yang menyebabkan kerusakan pada 73 rumah. Dari jumlah tersebut, 19 rumah rusak berat, 24 rusak sedang, dan 23 rusak ringan. Selain itu, beberapa fasilitas umum seperti sekolah, kantor, dan masjid juga terdampak. Tim BPBD melakukan pendataan dan pembersihan puing serta pemotongan pohon tumbang.
Di tengah musim kemarau, banjir justru terjadi di Kota Palu, Sulawesi Tengah. Hujan deras menyebabkan banjir di tiga kecamatan yaitu Palu Barat, Palu Timur, dan Palu Selatan. “Total ada 111 rumah yang terendam,” jelas petugas. Saat ini, banjir mulai surut.
BNPB menyampaikan bahwa Indonesia saat ini memasuki fase awal musim kemarau. Meski demikian, beberapa wilayah masih memiliki potensi hujan tinggi. “Baru sekitar 30 persen wilayah Indonesia yang benar-benar memasuki musim kemarau,” ungkap BNPB dalam keterangannya.
Wilayah seperti Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB dan NTT disebut memiliki tingkat kemudahan terbakar yang tinggi. BNPB mengimbau warga untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Di sisi lain, wilayah yang masih berpotensi hujan intensitas sedang hingga lebat juga diminta waspada terhadap bencana hidrometeorologi basah. “Warga diimbau untuk rutin memantau prakiraan cuaca. Jika hujan deras disertai angin kencang, hindari berteduh di bawah pohon atau bangunan yang rapuh, serta jauhi lereng rawan longsor,” ujar BNPB.